era muslim.com - Mantan bos eksekutif perusahaan kimia Inggris menghadapi ancaman ekstradisi ke AS setelah perusahaan itu mengakui telah menjual zat aditif beracun untuk bahan bakar ke Irak.
Paul Jennings dan pendahulunya, Dennis Kerrison yang bekerja untuk perusahaan kimia Octel telah mengekspor berton-ton Tetra Ethyl Lead (TEL) ke Irak, padahal di negara-negara Barat zat kimia ini dilarang digunakan untuk kendaraan karena menghasilkan sisa pembakaran yang bisa merusah otak, terutama pada anak-anak.
Octel yang kemudian berganti nama menjadi Innospec menyuap para pejabat di kementerian perminyakan Irak agar zat kimia beracun itu bisa masuk ke Irak, bahkan menurut situs Guardian juga masuk ke Indonesia. Perusahaan tersebut dalam pengakuannya mengatakan sengaja mengekspor zat beracun itu untuk memaksimalkan keuntungan meski tahu bahwa zat tersebut berbahaya bagi kesehatan manusia.
Menurut data yang dikumpulkan jaksa penuntut umum di AS, kongkalikong antara Octel dan pejabat di Irak dilakukan antara tahun 2001-2003 dengan nilai suap puluhan juta dollar, atas tuduhan suap tersebut, Deputi Menteri Perminyakan Irak Ahmad Al-Shamma berjanji akan melakukan penyelidikan. Ia membantah keras tuduhan bahwa dirinya juga termasuk pejabat Irak yang menerima suap dan pernah berlibur ke Thailand.
Sementara itu, Jennings mengatakan bahwa dirinya tidak bisa bebas berkomentar atas tuduhan dikenakan padanya. Sedangkan Kerrison yang sudah keluar dari Octel lima tahun yang lalu, menolak tuduhan bahwa dirinya telah melakukan pelanggaran dan mengklaim dirinya sudah dijadikan "kambing hitam" oleh perusahaannya
Atas kesalahannya menjual zat aditif beracun, Octel hanya dikenakan denda korporasi yang nilainya relatif kecil, sekitar 40 juta dollar dibandingkan hadiah yang diberikan perusahaan itu pada Jennings dan Kerrison. Octel dalam pernyataannya meyatakan "penyesalan mendalam" dan berjanji "hal semacam ini tidak akan terulang lagi."
Meski sudah dilarang digunakan di AS dan Eropa sejak sepuluh tahun lalu, Octel tetap memproduksi zat TEL yang digunakan untuk kendaraan. Octel mendapat untung besar dari penjualan zat itu di luar negara-negara Barat dan menggunakan keuntungan itu untuk diversifikasi produk, membayar utang pada para investor bahkan membiayai kampanye kesehatan untuk menutupi bisnis TEL mereka.
Paul Jennings dan pendahulunya, Dennis Kerrison yang bekerja untuk perusahaan kimia Octel telah mengekspor berton-ton Tetra Ethyl Lead (TEL) ke Irak, padahal di negara-negara Barat zat kimia ini dilarang digunakan untuk kendaraan karena menghasilkan sisa pembakaran yang bisa merusah otak, terutama pada anak-anak.
Octel yang kemudian berganti nama menjadi Innospec menyuap para pejabat di kementerian perminyakan Irak agar zat kimia beracun itu bisa masuk ke Irak, bahkan menurut situs Guardian juga masuk ke Indonesia. Perusahaan tersebut dalam pengakuannya mengatakan sengaja mengekspor zat beracun itu untuk memaksimalkan keuntungan meski tahu bahwa zat tersebut berbahaya bagi kesehatan manusia.
Menurut data yang dikumpulkan jaksa penuntut umum di AS, kongkalikong antara Octel dan pejabat di Irak dilakukan antara tahun 2001-2003 dengan nilai suap puluhan juta dollar, atas tuduhan suap tersebut, Deputi Menteri Perminyakan Irak Ahmad Al-Shamma berjanji akan melakukan penyelidikan. Ia membantah keras tuduhan bahwa dirinya juga termasuk pejabat Irak yang menerima suap dan pernah berlibur ke Thailand.
Sementara itu, Jennings mengatakan bahwa dirinya tidak bisa bebas berkomentar atas tuduhan dikenakan padanya. Sedangkan Kerrison yang sudah keluar dari Octel lima tahun yang lalu, menolak tuduhan bahwa dirinya telah melakukan pelanggaran dan mengklaim dirinya sudah dijadikan "kambing hitam" oleh perusahaannya
Atas kesalahannya menjual zat aditif beracun, Octel hanya dikenakan denda korporasi yang nilainya relatif kecil, sekitar 40 juta dollar dibandingkan hadiah yang diberikan perusahaan itu pada Jennings dan Kerrison. Octel dalam pernyataannya meyatakan "penyesalan mendalam" dan berjanji "hal semacam ini tidak akan terulang lagi."
Meski sudah dilarang digunakan di AS dan Eropa sejak sepuluh tahun lalu, Octel tetap memproduksi zat TEL yang digunakan untuk kendaraan. Octel mendapat untung besar dari penjualan zat itu di luar negara-negara Barat dan menggunakan keuntungan itu untuk diversifikasi produk, membayar utang pada para investor bahkan membiayai kampanye kesehatan untuk menutupi bisnis TEL mereka.